Organisasi Harus Mempererat Persatuan Bangsa. Di tengah perbedaan dan keragaman yang ada dalam masyarakat, organisasi memiliki peran penting dalam mempererat persatuan bangsa. Dalam konteks ini, organisasi dapat berperan sebagai penghubung antara individu-individu yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama.
Saat ini, Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam mempertahankan persatuan bangsa. Berbagai perbedaan seperti suku, agama, budaya, dan politik seringkali menjadi pemicu konflik di masyarakat. Oleh karena itu, peran organisasi dalam membangun kesatuan dan kerukunan sangatlah penting.
Organisasi dapat menjadi wadah bagi individu-individu dengan latar belakang yang berbeda untuk saling berinteraksi dan bekerja sama. Dalam organisasi, individu dapat belajar menghargai perbedaan dan memahami bahwa persatuan adalah kunci untuk mencapai tujuan bersama.
Salah satu cara organisasi dapat mempererat persatuan bangsa adalah dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang melibatkan semua anggotanya. Kegiatan seperti diskusi, seminar, dan pelatihan dapat menjadi sarana untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan. Dengan demikian, anggota organisasi dapat saling mengenal dan membangun kepercayaan satu sama lain.
Selain itu, organisasi juga dapat mengadakan kegiatan sosial yang melibatkan masyarakat luas. Misalnya, mengadakan bakti sosial, penggalangan dana untuk kegiatan amal, atau mengadakan kegiatan olahraga bersama. Melalui kegiatan-kegiatan ini, organisasi dapat memperkuat hubungan dengan masyarakat sekitar dan memperluas jaringan kerja.
Organisasi juga dapat berperan sebagai penggerak dalam mempromosikan nilai-nilai persatuan dan kerukunan. Dalam setiap kegiatan atau program yang dijalankan, organisasi dapat mengedepankan nilai-nilai seperti saling menghargai, saling menghormati, dan saling membantu. Dengan demikian, organisasi dapat menjadi contoh yang baik bagi masyarakat dalam membangun persatuan dan kerukunan.
Sebagai penggerak persatuan bangsa, organisasi juga dapat berperan dalam mendukung program-program pemerintah yang bertujuan untuk memperkuat persatuan. Organisasi dapat menjadi mitra pemerintah dalam melaksanakan program-program seperti pemberdayaan masyarakat, peningkatan kualitas pendidikan, atau pengembangan ekonomi daerah.
Terakhir, organisasi juga dapat berperan dalam membangun pemahaman yang lebih baik tentang keberagaman budaya di Indonesia. Dalam organisasi, individu dapat belajar tentang budaya-budaya yang berbeda dan memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Hal ini dapat membantu mengurangi stereotip dan prasangka negatif terhadap kelompok lain.
Secara keseluruhan, organisasi memiliki peran yang sangat penting dalam mempererat persatuan bangsa. Melalui kegiatan-kegiatan yang melibatkan anggotanya, organisasi dapat membangun kesatuan dan kerukunan di tengah perbedaan yang ada dalam masyarakat. Dengan menjadi penggerak persatuan, organisasi dapat berkontribusi dalam membangun Indonesia yang lebih harmonis dan maju.
Deputi Pemberdayaan Pemuda Prof. Dr. H.M. Asrorun Ni’am Sholeh, M.A. mewakili Menpora RI memberikan sambutan motivasi dalam Pelantikan Pimpinan Besar Pemuda Muslimin Indonesia (Indonesian Moslem Youth) masa jihad 2023-2028 pada Jumat (15/12/2023) di Kantor Kesekjenan Syarikat Islam, Menteng Jakarta Pusat.
Dalam sambutannya, Prof. Ni’am menegaskan organisasi kepemudaan masa kini agar bergerak untuk mempererat persatuan di tengah keberagaman. “Amanah kepemimpinan untuk komitmen bersatu di tengah keberagaman menjadi sangat penting, kadang kita terjebak dengan hal-hal yg dikapitalisasi jadi unsur pembeda.” tutur pria yang juga Guru Besar UIN Jakarta ini.
Ia juga menggelorakan semangat para pemuda supaya bersiap diri untuk menyambut Indonesia Emas 2045 supaya solid dan bersatu, “Mari bersama berkonsentrasi mencari titik temu sebanyak mungkin, dengan ini komitmen kita untuk membesarkan diri dalam spektrum kebersamaan akan terwujud menuju 2045 kondisi solid dan bersatu.” tambah pria yang juga aktivis 98 ini.
Turut hadir dalam acara tersebut Prof. Dr. H. Hamdan Zoelva, S.H. (Presiden Lajnah Tanfidziyah Syarikat Islam) beserta jajaran, Dr. H. Usep Nukliri (Ketum Pimpinan Besar Pemuda Muslimin Indonesia) beserta jajaran, serta Ketua PB SEMMI, Bintang Wahyu.
Tonggak sejarah kelembagaan yang mengurusi pembangunan kepemudaan dan keolahragaan sebenarnya sudah ada sejak masa awal kemerdekaan Indonesia. Sebagaimana penelusuran tim tentang sejarah pengelolaan kegiatan olahraga dan pemuda oleh negara diketahui pada susunan Kabinet pertama yang dibentuk pada tanggal 19 Agustus 1945. Kabinet yang bersifat presidensial memiliki Kementerian Pengajaran yang dipimpin oleh Menteri Ki Hajar Dewantoro. Kegiatan olahraga dan pendidikan jasmani berada di bawah Menteri Pengajaran. Istilah pendidikan jasmani dipergunakan dalam lingkungan sekolah sedangkan istilah olahraga digunakan untuk kegiatan olahraga di masyarakat yang berupa cabang–cabang olahraga. Usia kabinet pertama yang kurang dari tiga bulan kemudian diganti dengan Kabinet II yang berbentuk parlementer di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Sutan Sjahrir yang dilantik pada tanggal 14 November 1945.
Tangan Kanan Mengepal : Merupakan wujud Tekad, Semangat, Kokoh, Teguh, Kemauan kuat Pemuda untuk menjaga Negara Kesatuan Repubik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta Bhineka Tunggal Ika
Tiga pilar pada tangan mengepal : mempunyai makna ketiga peristiwa sejarah yaitu: Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928 dan Kemerdekaan Indonesia 1945 yang Pelaku utamanya adalah Pemuda.
Warna Biru : mempunyai makna lambang/simbolik : Keliasan Pandangan dan Pikiran, Smart, Bergerak Maju, Inovatif dan Inspiratif, Kedewasaan, Kematangan, Penguasaan Ilmu Pengetahuan, dan Dinamis