Perlindungan Sumber Daya Bahari. Sumber daya bahari merupakan aset yang berharga bagi negara dan masyarakat. Keanekaragaman hayati yang terdapat di laut memberikan manfaat ekonomi dan ekologi yang sangat penting. Namun, sumber daya bahari ini juga rentan terhadap kerusakan akibat aktivitas manusia seperti overfishing, polusi, dan perubahan iklim.
Untuk melindungi sumber daya bahari, salah satu solusinya adalah dengan pembuatan fish shelter. Fish shelter merupakan struktur buatan yang berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi ikan dan organisme laut lainnya. Fish shelter biasanya terbuat dari bahan-bahan alami seperti batu, bambu, atau kayu yang ditempatkan di perairan laut.
Manfaat dari pembuatan fish shelter sangatlah banyak. Pertama, fish shelter dapat memberikan tempat perlindungan bagi ikan muda atau ikan yang sedang berkembang biak. Dengan adanya tempat perlindungan ini, ikan-ikan dapat bertahan hidup dan berkembang biak dengan lebih baik.
Kedua, fish shelter juga dapat membantu mengurangi tekanan penangkapan ikan secara berlebihan. Dengan adanya tempat perlindungan ini, ikan-ikan memiliki ruang yang aman untuk berlindung dan berkembang biak tanpa terganggu oleh aktivitas penangkapan ikan.
Selain itu, fish shelter juga dapat berfungsi sebagai tempat penelitian dan pengamatan terhadap kehidupan laut. Dengan adanya fish shelter, para ilmuwan dan peneliti dapat mempelajari lebih lanjut tentang ekosistem laut dan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya.
Pembuatan fish shelter juga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat. Dengan adanya fish shelter, jumlah ikan yang tersedia di perairan laut akan meningkat. Hal ini akan berdampak positif bagi nelayan yang menggantungkan hidupnya dari hasil tangkapan ikan.
Untuk membuat fish shelter, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, pemilihan lokasi yang tepat. Lokasi fish shelter sebaiknya dipilih berdasarkan kondisi perairan laut yang cocok untuk kehidupan ikan dan organisme laut lainnya.
Kedua, pemilihan bahan yang tepat. Bahan yang digunakan untuk pembuatan fish shelter haruslah tahan terhadap kondisi perairan laut seperti tekanan air, ombak, dan serangan organisme laut lainnya.
Ketiga, perawatan dan pemeliharaan. Fish shelter perlu dirawat dan diperiksa secara berkala untuk memastikan kondisinya tetap baik dan berfungsi dengan baik sebagai tempat perlindungan bagi ikan dan organisme laut lainnya.
Perlindungan sumber daya bahari dengan pembuatan fish shelter merupakan salah satu langkah penting dalam menjaga keberlanjutan sumber daya bahari. Dengan adanya fish shelter, diharapkan sumber daya bahari dapat tetap terjaga dan memberikan manfaat jangka panjang bagi negara dan masyarakat.
Sebagai masyarakat yang peduli terhadap lingkungan, kita juga dapat berperan aktif dalam perlindungan sumber daya bahari. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan tidak melakukan penangkapan ikan secara berlebihan, tidak membuang sampah ke laut, dan mendukung program-program konservasi sumber daya bahari yang ada.
Perlindungan sumber daya bahari merupakan tanggung jawab bersama. Mari kita jaga keberlanjutan sumber daya bahari untuk generasi mendatang.
Rembang – Pelatihan Fish Shelter untuk Penanganan dan Penanggulangan Terumbu Karang dalam rangka Pelestarian Sumber Daya Ikan dan Peningkatan Pendapatan bagi Pemuda Pesisir kembali dilanjutkan pada Sabtu (16/12/ 2023). Kegiatan dibuka oleh Kepala Desa Pasar Banggi, Bapak Rasno dengan didampingi Sekdes Pasar Banggi, Maftuh.
Para nelayan muda yang mengikuti pelatihan akan mendapatkan materi dari Hendrik Anggi Setyawan yang merupakan Dosen Departemen Perikanan Tangkap Universitas Diponegoro. Materi yang diberikan adalah mengenai pemanfaatan SIG DLM dalam pengelolan SDA Pesisir dan Laut. Selanjutnya peserta diberikan paparan mengenai “Fish Shelter Model Kubah” oleh Kukuh Eko Prihantoko yang merupakan Dosen Perikanan Tangkap Undip. Sesi ke tiga pelatihan diisi oleh Bogo Budi Jayanto yang merupakan Sekretaris Prodi Peringkanan Tangkap Undip. Pada sesi terakhir materi yang diberikan adalah mengenai introduksi pengembangan kapal penangkap ikan sebagai pendukung pariwisata bahari yang diberikan oleh Faik Kurohman, yang merupakan Koordinator Lab Departemen Peringkanan Tangkap.
Tidak hanya materi-materi yang diberikan, peserta diminta untuk terjun langsung dan membuat fish shelter dipandu oleh oleh para akademisi UNDIP. Fish Shelter yang dibuat oleh peserta akan diuji coba dengan di tenggelamkan di laut.
Pada kesempatan yang sama Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora melalui Asisten Deputi Potensi Kemandirian Pemuda melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Universitas Dipinegoro terkait SPP berbasis pemanfaatan IPTEK.
Tonggak sejarah kelembagaan yang mengurusi pembangunan kepemudaan dan keolahragaan sebenarnya sudah ada sejak masa awal kemerdekaan Indonesia. Sebagaimana penelusuran tim tentang sejarah pengelolaan kegiatan olahraga dan pemuda oleh negara diketahui pada susunan Kabinet pertama yang dibentuk pada tanggal 19 Agustus 1945. Kabinet yang bersifat presidensial memiliki Kementerian Pengajaran yang dipimpin oleh Menteri Ki Hajar Dewantoro. Kegiatan olahraga dan pendidikan jasmani berada di bawah Menteri Pengajaran. Istilah pendidikan jasmani dipergunakan dalam lingkungan sekolah sedangkan istilah olahraga digunakan untuk kegiatan olahraga di masyarakat yang berupa cabang–cabang olahraga. Usia kabinet pertama yang kurang dari tiga bulan kemudian diganti dengan Kabinet II yang berbentuk parlementer di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Sutan Sjahrir yang dilantik pada tanggal 14 November 1945.
Tangan Kanan Mengepal : Merupakan wujud Tekad, Semangat, Kokoh, Teguh, Kemauan kuat Pemuda untuk menjaga Negara Kesatuan Repubik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta Bhineka Tunggal Ika
Tiga pilar pada tangan mengepal : mempunyai makna ketiga peristiwa sejarah yaitu: Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928 dan Kemerdekaan Indonesia 1945 yang Pelaku utamanya adalah Pemuda.
Warna Biru : mempunyai makna lambang/simbolik : Keliasan Pandangan dan Pikiran, Smart, Bergerak Maju, Inovatif dan Inspiratif, Kedewasaan, Kematangan, Penguasaan Ilmu Pengetahuan, dan Dinamis