Rancangan Awal Desain Besar Kepemudaan Nasional. Saat ini, kepemudaan nasional memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan negara. Untuk itu, diperlukan rancangan awal desain besar yang dapat membantu memajukan dan memperkuat peran kepemudaan dalam mewujudkan cita-cita bangsa. Untuk menghasilkan desain yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan, pemerintah dan berbagai pihak terkait perlu melakukan focus group discussion (FGD) yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.
Focus Group Discussion (FGD) adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif yang dilakukan dengan cara mengumpulkan sekelompok orang yang memiliki karakteristik atau pengalaman yang serupa untuk berdiskusi tentang topik tertentu. Tujuan dari FGD adalah untuk mendapatkan wawasan dan pemahaman yang lebih mendalam tentang masalah atau topik yang sedang dibahas.
FGD memiliki manfaat yang sangat penting dalam proses rancangan awal desain besar kepemudaan nasional. Berikut adalah beberapa manfaat FGD dalam konteks ini:
Dalam FGD, peserta yang terlibat berasal dari berbagai latar belakang dan pengalaman. Hal ini memungkinkan untuk mendapatkan perspektif yang beragam tentang peran dan tantangan kepemudaan nasional. Dengan demikian, desain yang dihasilkan akan lebih komprehensif dan mencerminkan kebutuhan semua pihak terkait.
FGD juga membantu dalam mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi oleh kepemudaan nasional. Melalui diskusi terbuka, peserta dapat berbagi pengalaman dan pandangan mereka tentang masalah-masalah tersebut. Hal ini memungkinkan untuk merumuskan solusi yang lebih efektif dan relevan dalam desain besar kepemudaan nasional.
Dalam FGD, masyarakat memiliki kesempatan untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses perumusan desain besar kepemudaan nasional. Partisipasi ini penting untuk memastikan bahwa desain tersebut mencerminkan aspirasi dan kebutuhan sebenarnya dari masyarakat. Dengan demikian, desain yang dihasilkan akan lebih dapat diterima dan diimplementasikan oleh masyarakat luas.
FGD juga merupakan platform yang efektif untuk memperkuat komunikasi dan kolaborasi antara berbagai pihak terkait. Melalui diskusi terbuka dan dialog yang konstruktif, peserta dapat saling bertukar informasi, ide, dan pengalaman. Hal ini dapat memperkuat sinergi antara pemerintah, organisasi kepemudaan, dan masyarakat dalam mewujudkan desain besar kepemudaan nasional.
FGD melibatkan beberapa tahapan yang perlu dilalui untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut adalah tahapan-tahapan dalam FGD:
Tahap perencanaan meliputi penentuan tujuan FGD, pemilihan peserta, dan penjadwalan waktu dan tempat. Perencanaan yang matang akan memastikan kelancaran proses FGD dan keberhasilan mencapai tujuan yang diinginkan.
Pada tahap ini, moderator akan memfasilitasi diskusi kelompok dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait topik yang dibahas. Peserta akan berbagi pendapat, pengalaman, dan pandangan mereka. Moderator juga akan mencatat dan mengumpulkan data yang dihasilkan dari diskusi.
Data yang dikumpulkan dari FGD perlu dianalisis untuk mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang topik yang dibahas. Analisis ini akan membantu dalam merumuskan rekomendasi dan langkah-langkah konkret dalam desain besar kepemudaan nasional.
Hasil dari FGD perlu dilaporkan secara komprehensif kepada pihak terkait. Laporan ini akan menjadi dasar untuk merumuskan desain besar kepemudaan nasional yang lebih baik dan lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Focus Group Discussion (FGD) merupakan metode yang efektif dalam merancang desain besar kepemudaan nasional. Dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat, FGD dapat menghasilkan desain yang lebih komprehensif, relevan, dan dapat diterima oleh masyarakat luas. Tahapan-tahapan dalam FGD, mulai dari perencanaan hingga pelaporan, juga penting untuk mencapai hasil yang optimal. Dengan demikian, FGD dapat menjadi langkah awal yang penting dalam memajukan dan memperkuat peran kepemudaan dalam mewujudkan cita-cita bangsa.
Ciputra Hotel Jakarta, 08 Desember 2023 -Asisten Deputi Karakter Pemuda sebagai PIC Penyelenggara Perancangan Desain Besar Kepemudaan Nasional (DBKN, Amar Ahmad, sebagai Ketua Panitianya, telah menyusun langkah-langkah awal rancangan desain besar kepemudaan nasional berdasarkan undang-undang nomor 40 tahun 2009 tentang kepemudaan. Dengan melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Rancangan Awal DBKN dengan mahasiswa, Organisasi Kepemudaan dan Komunitas Pemuda, bertempat di Ballroom Hotel Ciputra. Di dalam laporannya beliau menyampaikan beberapa hal sebagai berikut:
Disaat yang sama, Yohan, sebagai Staf Ahli Menteri Pemuda dan Olahraga Bidang Inovasi Kepemudaan dan Keolahragaan, menyampaikan beberapa penjelasan sebagai Narasumber terkait DBKN, sesuai dengan Google Drive yang tersebut pada Link
https://drive.google.com/drive/folders/1j6ulJUtJ62gtRuPL48IgzN08FFNvXqh0, yang pada hakekatnya berbicara tentang KEPEMUDAAN NASIONAL pada umumnya, yaitu: Program kepemudaan nasional, sebagai program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas, kreativitas, inovasi, kemandirian, dan partisipasi pemuda dalam pembangunan nasional. Berdasarkan beberapa program yang dijalankan oleh kepemudaan nasional, antara lain:
Tonggak sejarah kelembagaan yang mengurusi pembangunan kepemudaan dan keolahragaan sebenarnya sudah ada sejak masa awal kemerdekaan Indonesia. Sebagaimana penelusuran tim tentang sejarah pengelolaan kegiatan olahraga dan pemuda oleh negara diketahui pada susunan Kabinet pertama yang dibentuk pada tanggal 19 Agustus 1945. Kabinet yang bersifat presidensial memiliki Kementerian Pengajaran yang dipimpin oleh Menteri Ki Hajar Dewantoro. Kegiatan olahraga dan pendidikan jasmani berada di bawah Menteri Pengajaran. Istilah pendidikan jasmani dipergunakan dalam lingkungan sekolah sedangkan istilah olahraga digunakan untuk kegiatan olahraga di masyarakat yang berupa cabang–cabang olahraga. Usia kabinet pertama yang kurang dari tiga bulan kemudian diganti dengan Kabinet II yang berbentuk parlementer di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Sutan Sjahrir yang dilantik pada tanggal 14 November 1945.
Tangan Kanan Mengepal : Merupakan wujud Tekad, Semangat, Kokoh, Teguh, Kemauan kuat Pemuda untuk menjaga Negara Kesatuan Repubik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta Bhineka Tunggal Ika
Tiga pilar pada tangan mengepal : mempunyai makna ketiga peristiwa sejarah yaitu: Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928 dan Kemerdekaan Indonesia 1945 yang Pelaku utamanya adalah Pemuda.
Warna Biru : mempunyai makna lambang/simbolik : Keliasan Pandangan dan Pikiran, Smart, Bergerak Maju, Inovatif dan Inspiratif, Kedewasaan, Kematangan, Penguasaan Ilmu Pengetahuan, dan Dinamis